akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan banyak industri yang mengambil langkah

Rupiahhari ini ditutup menguat di bawah Rp 15.000 per dolar AS. Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve kembali mengambil langkah agresif, mengerek suku bunga acuannya sebesar 75 bps. The Fed telah menaikkan Fed Fund Rate sepanjang tahun ini sebesar 2,25 bps menjadi 2,25% hingga 2,75% saat suku bunga Bank Indonesia masih Lemahnyaekspor akan menekan produksi di sektor riil, yang selanjutnya dapat menekan sektor keuangan.Adapun akibat resesi ekonomi antara lain: 1.Terjadi ketidakseimbangan antara produksi dengan konsumsi Ekonomi tak jauh-jauh dari produksi dan konsumsi. Keseimbangan diantara keduanya menjadi dasar pertumbuhan ekonomi. OrganisasiKeuangan Dunia International Monetary Fund (IMF) sebagai organisasi keuangan internasional turut memperingatkan krisis ekonomi berkepanjangan akibat Covid-19. Kepala IMF Kristalina Georgieva belum lama ini mengatakan bahwa pandemi akan menyebabkan krisis ekonomi berkepanjangan. Banyak negara akan semakin tertinggal akibat krisis ini. Ketikakejatuhan pasar saham AS tahun 1929 menyebabkan depresi di seluruh dunia, bank-bank Spanyol terpukul keras. Investasi Banco Central di industri berat memberinya posisi yang kuat, dan ia mampu melanjutkan kebijakan pertumbuhannya melalui merger dan akuisisi dengan mengambil alih beberapa perusahaan sejenis yang sakit. Halini merupakan langkah yang cukup sulit, terutama di saat krisis datang perlahan dan berkembang di dalam situasi yang terlihat wajar sehingga tidak terlihat secara nyata. 2 Beberapa contoh terkait krisis serupa ialah wabah SARS yang terjadi pada tahun 2002-03 dan pandemik virus corona yang berlangsung saat ini. Untuk mengantisipasi ancaman Sebagaidampak dari krisis ekonomi yang berkepanjangan ini, pada Oktober 1998 ini jumlah keluarga miskin diperkirakan meningkat menjadi 7,5 juta, sehingga perlu dilancarkan 5 Krisis ekonomi yang berawal dari Thailand dan berdampak pada perekonomian di Negara Negara Asean. Menurut Fischer (1998), sesungguhnya pada masa kejayaan Negara-negara Asia Tenggara, krisis di beberapa negara, seperti Thailand, Korea Selatan, dan Indonesia, sudah bisa diramalkan meski waktunya tidak dapat dipastikan. Unduhfoto Krisis Ekonomi Pengusaha Menggunakan Smartphone Mobile Menganalisis Data Penjualan Dan Grafik Grafik Ekonomi Yang Sedang Turun Akibat Krisis Virus Korona Covid19 Kejatuhan Pasar Saham Yang Disebabkan ini sekarang. Dan cari lebih banyak gambar stok bebas royalti yang menampilkan Teknologi foto yang tersedia untuk diunduh dengan cepat . Jakarta - Ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics CORE Indonesia Piter Abdullah Redjalam, mengkhawatirkan jika pemerintah tidak bergerak cepat mengatasi penyebaran virus Corona, maka akan menyebabkan Indonesia alami krisis ekonomi berkepanjangan. "Kalau pemerintah tidak mengantisipasi corona ini dengan baik, Kita bisa mengalami krisis. Krisis bisa dicegah dengan persiapan kebijakan yang tepat, sayangnya sejauh ini kebijakan itu belum tampak, pemerintah terlihat tidak punya persiapan untuk kondisi yang terburuk," kata Piter kepada Selasa 17/3/2020. Menurutnya, saat ini perkembangan virus corona sangat mengkhawatirkan, sementara pemerintah nampak ragu-ragu untuk mengambil tindakan drastis mengatasi corona. Pemerintah seakan diharapkan dilema antara upaya yang benar-benar fokus mengatasi virus corona dengan upaya menyelamatkan perekonomian. Bahkan beberapa kebijakan stimulus sudah dikeluarkan pemerintah untuk membantu dunia usaha, tapi apakah pemerintah sudah mempersiapkan kebijakan untuk kondisi terburuk?, Tanya piter. "Saya khawatir dengan penanganan virus corona yang serba tanggung saat ini akan terjadi ledakan penderita corona, yang pada ujungnya akan memaksa pemerintah mau tidak mau melakukan lockdown atau isolasi," ujarnya. Namun, apabila nanti lockdown diakukan tanpa perencanaan, dan dilakukan ketika korban virus corona sudah tidak tertanggulangimaka proses penyembuhannya akan jauh Lebih lama dan dampak negatifnya terhadap perekonomian justru akan jauh lebih besar. Kendati begitu, Piter mangatakan bahwa Indonesia berpotensi mengalami krisis ekonomi, apabila terjadi faktor-faktor berikut, yakni suatu perekonomian dikatakan krisis apabila mayoritas pelaku ekonomi dihampir semua sektor tidak bisa melakukan aktivitas ekonomi secara baik, semua indikator ekonomi mengalami perkembangan negatif. "Serta pertumbuhan ekonomi merosot drastis hingga negatif, dan mengakibatkan meningkatkan pengangguran dan kemiskinan," Video Pilihan di Bawah IniWabah virus korona berdampak buruk pada ekonomi global, dan sebuah maskapai Inggris menjadi korban terbaru. Wabah ini juga mengakibatkan arus kunjungan di seluruh dunia menurun tajam, dan IMF memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global. Berikut la... Eva Noor, CEO PT Xynexis International Menjalankan bisnis di tengah situasi pandemi Covid-19 adalah tantangan tersendiri. Selain pembatasan sosial yang membuat masyarakat tak leluasa beraktivitas, banyaknya pemutusan hubungan kerja atau PHK hingga menurunnya daya beli masyarakat. Sebagai pelaku usaha, diperlukan beberapa langkah untuk dapat bertahan. Salah satunya adalah dengan melakukan skema perubahan pada pengaturan arus keuangan perusahaan serta berbagai inovasi perlu dilakukan untuk tetap dapat mempertahankan bisnis agar berkelanjutan. Pandemi ini menuntut semua orang untuk cepat menyesuaikan diri dengan pola kerja baru. Beberapa contohnya yaitu para pekerja harus mengubah kegiatannya menjadi Work From Home WFH, mahasiswa dan anak sekolah pun harus belajar secara online. Walaupun banyak kegiatan yang tidak dapat berjalan seperti biasanya, namun kita harus tetap optimistis untuk mengambil peluang usaha yang masih bisa dilakukan. Eva Noor, CEO PT Xynexis International, yang bergerak dalam bisnis cyber security, mengutarakan berbagai tips dan trik dalam langkah menyiasati bisnis di masa sulit akibat situasi pandemi Covid-19. Menurutnya, Covid-19 akan membawa perubahan dalam bisnis ke depan. Hal itu terutama dalam perilaku konsumen dan konsumsi. Oleh karena itu, pentingnya identifikasi perilaku konsumsi dan konsumen, karena merebaknya virus Corona baru yaitu Sars-CoV-2 yang sebabkan Covid-19 memengaruhi industri dan sektor usaha. Pandemi virus Covid-19 tidak hanya mengancam sektor kesehatan, namun juga mengancam krisis ekonomi global. Berdasarkan data dari World Economic Outlook April 2020, IMF memprediksikan perekonomian dunia akan merosot hingga ke minus 3% hingga akhir tahun 2020. Namun, bila pandemi in berakhir pada paruh kedua tahun 2020 dan aktivitas ekonomi kembali normal, maka ekonomi Indonesia diprediksi bisa tumbuh hingga 8,2%, sementara perekonomian dunia akan tumbuh hingga 5,8%. Situasi bisnis saat ini, menurut Eva, dianalogikan seperti kapal-kapal di laut yang sedang menggalami turbulensi atau guncangan karena cuaca buruk. Tidak pandang bulu apa itu ukuran kapal besar, menengah atau kecil dan jenisnya semua berdampak. Sekarang pertanyaannya siapa yang bisa bertahan dan keluar dari turbulensi atau guncangan itu? Yang jelas, prioritas utama adalah usaha menyelamatkan isi kapal karyawan, nasabah, dan lainnya. Lalu, kapal harus dipastikan tidak dalam keadaan bocor secara internal kuat dan serta dibutuhkan kelihaian nakhoda kapal dalam memimpin dan mengendalikan kapal tersebut, hingga bisa keluar dari guncangan dengan selamat dan mencapai tujuan. “Wabah Covid-19 adalah tragedi kesehatan manusia dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi global. Guncangan ekonomi membuat bisnis di berbagai sektor di negara ini terpukul keras dan mendatangkan malapetaka pada kegiatan ekonomi nasional,”ujar Eva dalam keterangan tertulisnya di Jakarta 2/6/2020. Analogi agar kapal atau perahu tidak bocor dan tenggelam saat mengalami turbulensi adalah contoh bagaimana seorang leader harus membuat prioritas-prioritas yang mengutamakan keselamatan tim, pelanggan dan pemangku kepentingan. Pemimpin harus memastikan sistem di perusahaan bisa berfungsi dengan baik,dengan memeriksa status keuangan secara menyeluruh, membuat strategi baru yang lebih fleksible dan berkomunikasi terus menerus dengan tim untuk bisa bekerja sama keluar dari badai dan guncangan . “Seperti yang diutarakan di atas bahwa prioritas pertama seorang leader adalah keselamatan karyawan, nasabah atau klien serta para stakeholder,” kata Eva menambahkan. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk nasabah antara lain komunikasi secara berkala dengan memberikan informasi yang transparan, otentik, mengedukasi, dan memberi kepastian dari jasa yang kita berikan dengan kualitas terbaik seperti sebelumnya adalah proses yang harus dilakukan. Untuk internal usaha, hal terpenting adalah hope & positivity. Memberi harapan bukan berarti menjanjikan sesuatu yang kita tidak ketahui kepastian hasilnya, tetapi dengan berkomunikasi secara transparan tentang situasi internal serta mendorong karyawan dengan positif untuk hand in hand melalui krisis Covid-19 ini. Karena kekuatan team work menjadi kunci keluar dari krisis dan berkembang cepat. Bagi Eva, seorang entrepreneur dituntut harus panjang akal. Dia pernah mengalaminya dan belajar banyak sekali dari tahun 2008. “Jadi pebisnis itu harus panjang akal, setiap hari harus problem solving mode istilahnya. Buat inovasi-inovasi yang banyak, jangan tunggu lagi tetapi langsung coba. Jika tidak berhasil, coba lagi yang lain, terus begitu sampai berhasil. Pada situasi krisis seperti ini, cara berfikir kita juga harus fleksibel dan responsif dalam setiap perubahan, karena kita tidak pernah tahu dan tidak bisa mengontrol tantangan dari eksternal,” papar Eva. Menurut Eva, yang bisa dikontrol adalah cara berfikir. Bagaimana cara kita mencari solusi, cara kita melakukan hal-hal yang bisa keluar darI krisis tersebut. "Seseorang yang ingin meraih keberhasilan harus gigih, berdaya juang tinggi, dan tak mudah patah arang “Never give up and work relentless,”ujarnya. Selama berbisnis, Eva pernah mengalami krisis ekonomi yang sifatnya eksternal di tahun 2008. Krisis ekonomi global yang terjadi pada 2008 sebenarnya bermula pada krisis ekonomi Amerika Serikat yang lalu menyebar ke negara-negara lain di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dampak lainnya adalah banyak perusahaan yang mengurangi jumlah tenaga kerjanya dan banyak perusahaan yang harus tutup. Tahun 2008 krisis global yang berpengaruh ke ekonomi Indonesia membuat Eva, harus menutup satu dari dua perusahaannya. Butuh waktu 2 tahun untuk bisa bangkit lagi dan ketika semua orang menyerah, tahun 2010 dia buka satu perusahaan lagi dan semua berkembang sampai sekarang. "Kini tahun 2020 krisis kembali menghantam global karena Covid-19, dan krisis kali ini jauh lebih parah dari tahun 2008,” ungkap Eva. Lama recovery di masa depan dan setelah pandemi Covid-19 ini, tergantung dari jenis bisnisnya. Bisnis yang paling berdampak seperti bisnis hospitality dan industri pariwisata serta hiburan, mungkin butuh waktu 2 tahun untuk recovery dan memulainya kembali tergantung situasi pandemi yang ada. Karena tantangan terbesar adalah mengembalikan daya beli masyarakat dan ini butuh bantuan dan upaya pemerintah. Beberapa hal yang bisa dilakukan perusahaan agar recovery bisa cepat dan kembali berkembang lagi adalah meninjau kembali keselamatan karyawan dan pelanggan, cash flow dan revenue, optimalisasi biaya, strategi bisnis, bisnis proses, penerapan teknologi, komunikasi dan edukasi kepada karyawan dan pelanggan secara transparan. Semua hal tersebut harus ditinjau ulang dan lakukan banyak uji coba sampai bisa menemukan yang paling optimal. Jika sudah mencapai fase optimal waktunya meningkatkan skala bisnis, sehingga bisa keluar dari krisis dan lebih kuat lagi. Jakarta - Beberapa bulan belakangan ini, masyarakat ramai memperbincangkan keadaan ekonomi di beberapa negara karena adanya pandemi COVID-19. Beberapa negara di dunia rentan mengalami krisis ekonomi akibat yang terjadi secara global menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi menjadi macet, sehingga mudah terkena krisis itu krisis ekonomi, penyebab, dan dampaknya bagi negara?Krisis ekonomi adalah istilah yang digunakan pada bidang ekonomi, mengacu pada penurunan drastis di dalam perekonomian suatu BusinessDictionary, definisi krisis ekonomi adalah "A situation in which the economy of a country experiences a sudden downturn brought on by a financial crisis." Artinya yaitu situasi di mana perekonomian suatu negara mengalami penurunan mendadak yang diakibatkan oleh krisis ekonomi yang terjadi secara cepat ini mengarah pada turunnya nilai tukar mata uang dan harga kebutuhan pokok yang semakin tinggi. Fundamental ekonomi yang rapuh, juga tercermin dari laju inflasi yang umum, negara yang menghadapi keadaan ini akan mengalami beberapa antaranya mengalami penurunan kemampuan belanja pemerintah, jumlah pengangguran melebihi 50% dari jumlah tenaga kerja, penurunan konsumsi, kenaikan harga bahan pokok yang tidak terbendung, penurunan nilai tukar yang tajam dan tidak terkontrol, penurunan PDB Produk Domestik Bruto, harga properti, dan saham anjlok, dan lain ini dapat dikategorikan sebagai krisis ekonomi jika berlangsung dalam waktu yang lama. Bisa dalam hitungan tahun, bahkan hingga beberapa ini sangat mengerikan. Pasalnya, banyak sekali pihak yang dirugikan jika terjadi krisis ekonomi di suatu jangka panjang, masyarakat bisa mengalami keresahan dan kekacauan sosial. Bahkan kondisi paling buruknya, negara bisa mengalami kejatuhan di bidang penegakan hukum dan Krisis EkonomiKrisis ekonomi dapat disebabkan karena berbagai hal. Merangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa di antara penyebabnya1. HiperinflasiSaat negara mengalami inflasi, sudah seharusnya pemerintah berusaha mengatasinya dengan baik. Jika tidak, inflasi yang berlangsung terlalu lama akan merugikan rakyat serta sudah terlalu lama, keadaan ini akan berlanjut menjadi hiperinflasi. Biasanya ini terjadi saat pemerintah mencetak uang secara harga komoditas dan jasa akan naik secara bertahap. Lalu, pemerintah bisa kehilangan kendali atas kenaikan harga. Ketika pemerintah menaikkan suku bunga untuk mengelola percepatan inflasi, kondisi ini akhirnya mengarah pada Utang negara yang berlebihanPenyebab selanjutnya adalah karena terlalu banyak beban utang negara sehingga kesulitan membayarnya. Sama seperti perusahaan, ketika memiliki terlalu banyak utang dan tidak mampu membayar, maka dipastikan akan segera Jatuhnya Pasar SahamPasar saham bisa mengalami kejatuhan yang disebabkan karena hilangnya kepercayaan investor di pasar. Akibatnya, harga saham pun mengalami penurunan yang kehancuran pasar saham terjadi, maka akan tercipta pasar beruang. Ini terjadi jika harga turun hingga 20% atau lebih dari titik tertinggi untuk mencapai titik terendah ini dapat menguras modal kenaikan harga saham terjadi secara berkepanjangan, maka akan terjadi crash atau rasio perolehan harga melebihi rata-rata jangka itu, dapat terjadi penggunaan utang margin dalam jumlah berlebihan oleh para pelaku StagflasiStagflasi akan dirasakan suatu negara jika sudah mengalami tingkat inflasi yang tinggi sekaligus perekonomiannya tumbuh dengan ini akan membuat para pembuat kebijakan mengalami dilema untuk menetapkan langkah yang tepat. Namun, pemerintah tentu tidak tinggal kebijakan yang diambil untuk menekan angka inflasi bisa meninggikan tingkat pengangguran. Hal ini tentu akan menambah masalah baru secara ekonomi, sosial, maupun negara mengalami stagflasi, pengaruhnya bisa berlangsung hingga beberapa tahun hingga sekian halaman berikutnya Simak Video "Jokowi Tekanan Ekonomi Global Terhadap RI Telah Mereda" [GambasVideo 20detik] Krisis ekonomi akibat pandemi Apa yang membuat Indonesia mampu bertahan? English Jul min read Kembali gelar Asian Insights Conference, Bank DBS Indonesia akan berbagi pandangan terkait kondisi perekonomian Indonesia di tengah pandemi Covid-19 Indonesia, 15 Jul 2020 - Sebagai salah satu negara dengan perekonomian yang patut diperhitungkan di ASEAN, Indonesia mampu bertahan di tengah krisis ekonomi akibat Covid-19. Sebagai institusi perbankan yang senantiasa aktif memberikan wawasan komprehensif terkait ekonomi dan politik Indonesia, Bank DBS Indonesia kembali menyelenggarakan DBS Asian Insights Conference pada 16 Juli 2020 dengan tema Navigating a brave new world’.Menjelang DBS Asian Insights Conference 2020 tersebut, Bank DBS Indonesia menyelenggarakan DBS Insights for Business Leaders, di mana Bank DBS Indonesia mengamati, menganalisis, dan menyajikan pandangan para pakar seputar kondisi ekonomi terkini. Pada sesi yang bertajuk Economies in Transition Indonesia’, DBS Chief Economist, Taimur Baig berdiskusi dengan Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia, Paulus Sutisna untuk memaparkan pandangan mengenai kondisi ekonomi Indonesia di tengah adalah rangkuman terkait pembahasan kondisi ekonomi Indonesia di masa pandemiPerbandingan antara krisis akibat pandemi tahun 2020 dengan krisis pada tahun 1998Sebelum krisis global yang terjadi akibat Covid-19, Indonesia pernah mengalami kondisi serupa pada tahun 1998. Apabila dibandingkan dengan krisis 1998, ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih kuat dan sehat. Hal tersebut tercermin pada beberapa aspek termasuk peningkatan Produk Domestik Bruto PDB hingga lima kali lipat menjadi 1,1 triliun Dolar AS, dan peningkatan cadangan devisa sekitar tujuh kali lipat menjadi 129 miliar Dolar menjadi kekhawatiran, pinjaman luar negeri naik sebesar 3,1 kali lipat menjadi 404 miliar Dolar AS. Adapun, hal yang perlu di garis bawahi adalah rasio utang Indonesia terhadap PDB yang mengalami penurunan dari 57% menjadi 36%. Uniknya, tahun 1998 dan 2020 mencatat depresiasi Rupiah yang serupa yaitu sekitar sampai Hal yang berbeda di tahun 2020 adalah tingkat depresiasi sebesar 16%, dari 500% di tahun Sutisna mengungkapkan bahwa perbedaan yang paling berarti terasa dari segi kestabilan politik, “Berbeda dengan situasi politik tahun 1998 yang sangat tidak stabil, kondisi saat ini jauh lebih stabil di mana Presiden Jokowi memasuki periode kedua. Selain itu, pemerintahan Jokowi juga mengeluarkan berbagai kebijakan stimulus yang ditargetkan untuk mengurangi kemiskinan.”Berbeda dengan masyarakat di tahun 1998 yang belum berbekal jaminan sosial, masyarakat kini memiliki program jaminan sosial atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan BPJS Kesehatan yang memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan pengobatan gratis. Dalam upaya meminimalisir dampak Covid-19, pemerintah meningkatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN sebesar 27 miliar Dolar AS untuk pembiayaan pelayanan kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini jauh lebih stabil, Taimur melihat bahwa kebijakan pemerintahan Jokowi turut memberikan dampak signifikan, “Berbagai stimulus yang diberlakukan dengan fokus utama pada penyediaan layanan bagi penduduk miskin seyogyanya membantu menjaga stabilitas ekonomi.”Upaya menangkap peluang di tengah pandemi Covid-19Kendati ekonomi Indonesia mengalami krisis akibat Covid-19, Bank DBS Indonesia melihat potensi ekonomi digital mampu mendorong pemulihan ekonomi nasional. Sebagai salah satu negara dengan partisipasi media sosial tertinggi, Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi digital yang pesat selama satu dekade terakhir, di mana Indonesia sudah memiliki enam unicorn yaitu Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, OVO, dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar PSBB di tengah pandemi yang diterapkan pemerintah, sektor logistik merasakan dampak positif, mengingat masyarakat cenderung menghabiskan pengeluaran di e-commerce untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebagai salah satu pelopor perbankan digital di Indonesia, digibank by DBS juga mengamati adanya peningkatan popularitas dan ketergantungan masyarakat pada e-commerce di masa pandemi.“Kami beruntung karena sudah berbekal infrastruktur teknologi yang mumpuni saat pandemi berlangsung. Dalam kaitannya dengan digibank by DBS, kami melihat penerimaan masyarakat yang jauh lebih baik di masa pandemi ini. Kondisi saat ini menjadi daya tarik yang kuat dalam menghadirkan nasabah baru, yang mulai beralih dari transaksi di kantor cabang menjadi transaksi pada telepon genggam. Dengan penambahan fitur-fitur pada aplikasi, digibank by DBS mampu memenuhi kebutuhan nasabah yang kian meningkat dan cepat berubah,” ujar sisi korporasi, kebijakan kerja dari rumah WFH turut mendorong masyarakat untuk memanfaatkan kanal digital seperti IDEAL dari Bank DBS Indonesia, yang juga mengalami pertumbuhan di tengah pandemi Covid-19. “Menjadikan keselamatan karyawan sebagai prioritas utama, 62% karyawan Bank DBS Indonesia sudah dapat bekerja dari rumah. Transformasi tersebut memungkinkan karyawan yang sedang WFH untuk meminimalisir gangguan saat melayani nasabah. Hal ini merupakan realita pada masa Covid-19; dulu segala sesuatu memakan waktu lebih lama untuk diimplementasikan terlebih dalam hal digital, sekarang terjadi dan bekerja. Ini adalah one way move, yang tidak akan kembali lagi ke metode old school,” tambah Paulus dan perekonomian Indonesia pasca-pandemi Covid-19Dikarenakan, infrastruktur kesehatan Indonesia mengalami banyak tantangan dan diprediksi akan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih, dibanding negara-negara ASEAN lainnya dengan infrastruktur kesehatan yang lebih kuat dan solid. Beberapa studi memperkirakan kondisi kesehatan Indonesia dapat pulih pada bulan September hingga Oktober 2020.“Tidak seperti kondisi kesehatan, perekonomian Indonesia justru diperkirakan akan pulih lebih cepat. Hal tersebut memungkinkan karena Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki permintaan domestik yang kuat,” jelas Paulus. Secara historis, rata-rata rasio ekspor terhadap PDB Indonesia adalah sebesar 20% hingga 25%. Pada situasi normal, Indonesia tertinggal dari negara lain yang memiliki persentase yang lebih dengan Paulus, Taimur menambahkan, “Di tengah pandemi ini, negara seperti Indonesia justru mendapatkan keuntungan. Berbekal permintaan domestik yang kuat, Indonesia tidak perlu terlalu fokus terhadap ekspor dan dapat lebih fokus pada pengeluaran pemerintah yang dapat mendorong perekonomian Indonesia.” Dengan kata lain, kondisi saat ini membuat perekonomian beberapa negara yang awalnya tumbuh lebih cepat dari Indonesia kini menjadi lesu ketika permintaan eksternal melemah. Sebaliknya, negara-negara seperti Indonesia yang bergantung pada permintaan domestik berpotensi untuk bertahan lebih pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan global secara dramatis yang nyatanya melumpuhkan roda perekonomian global, tak terkecuali Indonesia. Memasuki era new normal, kini saatnya masyarakat kembali menata kehidupan dan mulai memperbaiki kerugian akibat acara DBS Asian Insights Conference 2020, Bank DBS Indonesia mengumpulkan para pakar dari Pemerintahan seperti Bapak Bahlil Lahadalia; Kepala BKMPM RI, Bapak Ridwan Kamil; Gubernur Jawa Barat dan pakar ekonomi serta para ahli di bidang keberlanjutan untuk berbagi pandangan terkait tidak hanya pemulihan kondisi ekonomi Indonesia namun juga kondisi lingkungan atau keberlanjutan di Indonesia, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan ke depan. Dilaksanakan secara virtual, konferensi tahunan ini memiliki dua topik utama, yaitu “Economy and Politics Recovery from COVID19 - What’s Next?” dan “Fixing a Fragile World Anticipating the Next Black Swan?”.[END]Tentang DBSDBS adalah grup jasa keuangan terkemuka di Asia, dengan kehadiran di 18 pasar, berkantor pusat dan terdaftar di Singapura, DBS berada dalam tiga sumbu pertumbuhan utama Asia Cina, Asia Tenggara, dan Asia Selatan. Peringkat kredit "AA-" dan "Aa1" bank DBS termasuk yang tertinggi di dikenal dengan kepemimpinan globalnya, dan telah dinobatkan sebagai “World’s Best Bank” oleh Euromoney, “Global Bank of the Year” oleh The Banker dan “Best Bank in the World” oleh Global Finance. Bank DBS berada di garis terdepan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk membentuk masa depan perbankan, yang diberi nama “World’s Best Digital Bank” oleh Euromoney. Selain itu, DBS telah mendapatkan penghargaan “Safest Bank in Asia” dari Global Finance selama sebelas tahun berturut-turut sejak 2009 hingga menyediakan berbagai layanan lengkap untuk nasabah, SME dan juga perbankan perusahaan. Sebagai bank yang lahir dan dibesarkan di Asia, DBS memahami seluk-beluk berbisnis di pasar paling dinamis di kawasan. DBS bertekad membangun hubungan langgeng dengan nasabah, dan berdampak positif terhadap masyarakat melalui dukungan perusahaan sosial dengan cara bank-bank Asia. DBS juga telah mendirikan yayasan dengan total dana senilai SGD 50 juta untuk memperkuat upaya tanggung jawab sosial perusahaan di Singapura dan di seluruh jaringan operasional ekstensif di Asia dan menitikberatkan pada keterlibatan dan pemberdayaan stafnya, DBS menyajikan peluang karir yang menarik. Bank DBS mengakui gairah, tekad, dan semangat karyawannya, yang mewakili lebih dari 40 kebangsaan. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi Perekonomian mempunyai peran penting untuk menjaga stabilitas suatu negara. Jika perekonomian runtuh, hal tersebut dapat berpengaruh pada situasi politik hingga keamanan. Tak heran, jika semua negara sangat menjaga kondisi stablitas ekonomi di negara masing-masing dengan berbagai cara, baik dengan kebijakan moneter maupun kebijakan mencatat bahwa ada beberapa krisis ekonomi yang paling terasa oleh masyarakat di berbagai penjuru dunia. Berikut enam krisis ekonomi yang paling menghancurkan Krisis Kredit ini timbul pertama kalinya di London, Inggris. Pada pertengahan tahun 1760-an, perekonomian di Inggris dapat dikatakan sedang berjaya. Hal ini membuat banyak sekali investor dan bank yang optimis dan memperluas bisnis mereka. Sayangnya, terdapat suatu kejadian yang merubah perekonomian di sana hingga 180 derajat. Pada saat itu, Alexander Fordyce yang merupakan seorang bankir asal Skotlandia di "Bank Neal, James, Fordyce and Down" melarikan diri ke Prancis untuk lepas dari pembayaran utang. Berita tersebut terdengar oleh para investor dan menyebabkan banking panic di Inggris. Alhasil, hampir semua investor menarik uangnya dalam waktu yang singkat. Kejadian ini berpengaruh pada stabilitas keuangan yang ada di berbagai negara lainnya, seperti Belanda, Skotlandia, dan beberapa negara Eropa Krisis Malaise Malaise atau biasa didengar dengan istilah "The Great Depression of 1929-1939" merupakan salah satu krisis ekonomi terbesar di abad ke-20. Krisis ini dimulai dari harga saham yang jatuh pada Oktober 1929. Hal ini membuat banyak investor panik dan menyebabkan jutaan investor menarik dananya. Selama beberapa tahun kemudian, investasi dan daya konsumsi di Amerika Serikat menurun drastis. Hal ini menyebabkan banyak sekali perusahaan yang harus tutup dan merumahkan karyawannya. Setidaknya lima belas juta penduduk pada saat itu menjadi pengangguran dan setengah dari seluruh bank di Amerika Serikat pun Krisis Minyak bumi merupakan komoditas yang hingga saat ini masih sangat diperlukan kebanyakan orang. Organization of Arab Petroleum Exporting Countries OAPEC yang merupakan organisasi pengekspor minyak terbesar pada saat itu melakukan embargo atau pelarangan perdagangan ke Amerika Serikat. Hal ini disebabkan oleh keputusan Presiden AS, Richard Nicon yang memutuskan untuk memberikan bantuan dana untuk Israel dalam konflik Yom Serikat yang sangat bergantung pada impor minyak dari Timur Tengah kewalahan menghadapi kebijakan embargo tersebut. Alhasil, harga minyak yang awalnya seharga 2,90 dolar AS per barel berubah menjadi 11,65 dolar AS per barel. Hal ini disebabkan oleh kelangkaan minyak yang ada di industri yang sangat bergantung pada minyak juga mengalami kesulitan untuk mempertahankan bisnisnya. Hal ini juga menyebabkan inflasi atau kenaikan harga pada komoditas lainnya dan devaluasi atau pelemahan mata uang terhadap dolar AS. Baca Juga Hancurkan Ekonomi, 7 Krisis Moneter Terparah dalam Sejarah 4. Krisis Asia Indonesia pastinya sudah tak asing lagi dengan istilah Krisis Moneter 1998. Krisis tersebut merupakan akibat dari Krisis Asia yang dimulai sejak tahun 1997. Krisis ini bermula dari kebijakan The Federal atau Bank Sentral Amerika Serikat untuk menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi. Kenaikan suku bunga ini menyebabkan banyak sekali investasi dari luar negeri masuk ke Amerika Serikat dan dolar AS mengalami apresiasi atau penguatan mata uang. Namun, tampaknya hal ini membuat negara-negara di Asia kewalahan untuk menyesuaikan kebijakan perdagangan internasional. Banyak sekali mata uang negara-negara Asia yang melemah terhadap dolar AS, termasuk di Asia Tenggara yang awalnya mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, dan beberapa negara lainnya harus mengalami penurunan Produk Domestik Bruto PDB akibat hal tersebut. Inflasi dan peningkatakan pengangguran serta kemiskinan tak dapat terhindari pada era Krisis Global keuangan 2008 merupakan salah satu krisis ekonomi terburuk di abad ke-21. Krisis ini berawal dari pembengkakan harga properti di Amerika Serikat yang menyebabkan bangkrutnya Lehman Brothers, salah satu perusahaan investasi terbesar di dunia pada saat itu. Hal tersebut diikuti oleh jatuhnya pasar saham yang ada di The Wall Oktober 2008, intensitas krisis ke seluruh dunia semakin meningkat akibat bangkrutnya Lehman Brothers. Banyak sekali negara yang terdampak akibat krisis ini dan negara yang paling terdampak ialah Ukraina, Argentina, dan Krisis Ekonomi COVID-19 yang sudah berlangsung selama hampir satu tahun ini di Indonesia pastinya berdampak pada perekonomian global. Kebijakan lock down atau karantina wilayah membuat banyak sekali bisnis yang tak dapat melanjutkan usahanya. Akibatnya, peningkatan pengangguran dan kemiskinan tak dapat lagi kebutuhan untuk memenuhi bantuan sosial untuk setiap masyarakat yang terdampak yang pastinya membutuhkan anggaran yang sangat besar bagi setiap negara. International Monetary Fund IMF dan Bank Dunia bahkan sudah mengatakan bahwa krisis ekonomi akibat COVID-19 merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia itu dia enam krisis ekonomi yang paling berdampak terhadap banyak negara. Pastinya butuh pemulihan yang tak singkat. Semoga kedepannya tak ada lagi krisis ekonomi seperti keenam krisis di atas, ya. Baca Juga 5 Krisis yang Terjadi di Dunia Selama Akhir Tahun 2020 IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. La crise économique de 1929 causes de la crise et ses effets La crise boursière américaine éclate le 24 octobre 1929. Une tendance à la vente, et donc à la baisse des cours s’était déjà manifesté la veille, et d’une façon générale avec des hauts et des bas pendant tout le moi d’octobre, mais le 24 octobre, le jeudi noir » le mouvement devient massif. En quelques heures 12 894 650 titres sont jetés sur le marché et certaines valeurs ne trouvent de preneurs à aucun prix. D’abord, une intervention des principales banques parvient cependant à limiter la baisse. Pourtant, celle-ci reprend le lundi 28 octobre. Ce jour-là les cours baissent de près de 13%, – baisse d’une ampleur sans précédent mais moins importante que celle du 19 octobre 1987 où elle a atteint 22,4%. L’indice des valeurs industrielles du New York Times perd 49 points. Le 30 octobre 1929, le mouvement se poursuit et 16 millions de titres sont vendus, l’indice des valeurs industrielles perd 43 points. Tous les gains des douze mois précédents sont ainsi annulés. La baisse va se poursuivre jusqu’en 1932, le niveau atteint est alors inférieur à celui de 1921, quand les cours sont bas à cause de la crise de 1921. Le niveau correspond à la moitié de la valeur de l’indice de 1913. Comment la crise s’explique-t-elle? Au fait, les causes immédiates et directes ne peuvent être établies avec certitude. On invoque souvent la hausse du taux d’escompte en Grande-Bretagne qui aurait entraîné des départs de capitaux et donc une tendance à la vente, ou la faillite frauduleuse de Hatry en Grande-Bretagne qui aurait ébranlé la confiance du marché financier. Mais pour comprendre les causes plus profondes du retournement, il faut se pencher sur les évaluations économiques et boursières de la période de prospérité après la crise de 1921. Cette période se traduit par une hausse des profits des entreprises. Il est donc logique que les cours de la bourse de New York augmentent. Pourtant, on voit que cette hausse est absolument disproportionnée. Effectivement, entre 1921 et 1929 la hausse de la production industrielle a atteint environ 50%. Dans le même temps l’indice du cours des actions est multiplié par quatre et atteint 300% de hausse. Nul doute, cette hausse résulte d’un mouvement spéculatif. Cependant, cette période ne dure pas indéfiniment, l’économie financière décrochant de plus en plus de l’économie réelle. La hausse des profits ne suit plus la hausse des cours et le rendement baisse. Ainsi, par exemple, la General Motors voit son cours passer de 18 à 92 dollars, mais malgré une hausse des bénéfices, le dividende tombe de 13% à 6%. Dans le cas de la General Electric, le cours passe de 80 à 403 dollars et le dividende de 7 à 2%. On voit que la situation économique mondiale commence à se dégrader en 1929. Aux États-Unis, la construction de villas de luxe s’est ralentie dès le printemps 1929. La production d’automobiles, après avoir atteint un maximum en mars 1929, est retombée en septembre de 622 000 à 416 000. L’indice de la production industrielle est à la baisse depuis son maximum en juin. Dans ce contexte, un retournement du marché est logique et les mécanismes spéculatifs qui ont entraîné la forte hausse expliquent l’importance de la baisse. Tout cela entraîne une réaction en chaîne qui se prolonge car la dépression économique entraîne la poursuite du mouvement. Finalement, la crise boursière se traduit par une accentuation de la baisse de la production industrielle qui commence dès novembre 1929. Pour en apprendre plus La crise économique mondiale éclate Jardin de la Croix. Crédit photo Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free KRISIS EKONOMI DI INDONESIA DISEBABKAN OLEH PANDEMICOVID-19Nikenzha Mahera, R. Nunung Nurwatinikenzha18001 , nngnurwati AbstrackThe economic crisis is a situation where the economic downturn in acountry is caused by the number of companies that close and the increase inunployment. The world has experienced an economic crisis twice called the globaleconomic crisis and this time it happened again for the third time. The currenteconomic crisis is caused by the spread of the virus to almost all countries in theworld. The spread of this cirus causes many problems in each country. The virus isthe Corona Virus or COVID-19 which has been declared a pandemic because ithas spread throughout the country. Indonesia is one of the COVID-19 infectedcountries and currently the economic in Indonesia has decreased because manybusinesses are closed due to lack of visitors and workers who were laid offbecause business owners are unable to pay. This pandemic not only raiseseconomic problems but also social problems because with the presence ofCOVID-19 death or death rates increase every day and people are given a limit tosocialize to prevent the spread of COVID-19. Keywords economic crisis, covid-19, mortalityAbstrakKrisis ekonomi adalah suatu keadaan dimana menurunnya perekonomiandisuatu negara yang disebabkan oleh banyaknya perusahaan yang tutup danmeningkatnya jumlah pengangguran. Dunia sudah dua kali mengalami krisisekonomi yang dinamakan dengan krisis ekonomi global dan kali ini terjadi lagikrisis ekonomi untuk yang ketiga kalinya. Krisis ekonomi saat ini disebabkan olehmenyebarnya virus hampir ke seluruh negara di dunia. Menyebarnya virus inimenyebabkan banyak permasalahan di setiap negara. Virus tersebut adalahCorona Virus atau COVID-19 yang sudah dinyatakan sebagai pandemi karenasudah meluas diseluruh negara. Indonesia adalah salah satu negara yang tertularCOVID-19 dan saat ini perekonomian di Indonesia pun sedang mengalamipenurunan karena banyak usaha-usaha yang tutup karena sepinya pengunjung danpekerja yang mengalami PHK karena pemiliki usaha tidak mampu ini tidak hanya menimbulkan masalah ekonomi saja akan tetapi masalahsocial juga karena dengan adanya COVID-19 tingkat mortalitas atau kematiansemakin meningkat tiap hari nya dan masyarakat diberi batasan untuk melakukansosialisasi guna mencegah menyebarnya COVID-19. Katakunci Krisis ekonomi, covid-19, mortalitas BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangBaru-baru ini Indonesia digemparkan dengan berita menyebarnya sebuahvirus yang berasal dari China. Virus merupakan sebuah bahasa yang berasaldari Yunani yaitu Venom yang berarti racun dan dapat dengan cepat menularke tubuh manusia dengan berbagai cara. Virus yang berasal dari China inidikenal dengan nama Coronavirus. Coronavirus merupakan salah satu virusyang serupa dengan common cold atau pilek yang dapat menyebabkanpenyakit ringan hingga serius. Sedangkan virus yang menggegerkan di NegaraIndonesia yang berasal dari China merupakan Virus Corona. Virus corona baruditemukan menyebabkan penyakit coronavirus Covid-19. Covid-19 inimerupakan penyakit menular dan baru diketahui ketika wabah ini dimulai dariWuhan, China pada bulan Desember ini merupakan virus yang berasal dari hewan seperti kelelawar yangditularkan kemanusia di Kota Wuhan, China dimana akibat dari masyarakatdisana yang gemar memakan makanan-makanan yang tidak lazim untukdimakan seperti kelelawar tersebut. Virus ini pun akhirnya menyebar hinggaseluruh dunia bahkan indonesia. World Health Organization WHO telahmenetapkan bahwa Covid-19 atau coronavirus ini merupakan pandemi yangtelah menyebar ke seluruh dunia. Ini adalah virus pertama yang sampaimenyebar ke seluruh penjuru dunia dan menyebabkan banyak permasalahanseperti sosial, ekonomi dan menyebabkan kenaikan mortalitas kematian padamasyarakat. Virus ini menyebar dengan sangat serta gejala yang dirasakanumumnya adalah demam, kelelahan dan batuk kering. Gejala yang dirasakanbiasanya ringan dan mulai secara bertahap, pemerintah mengatakan gejalaCovid-19 ini dinyatakan positif setelah 14 hari. Dengan munculnya Covid-19 pemerintah Indonesia mulai menegaskanbahwa masyarakat di himbau untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumahupaya untuk menghindari meningkatnya penyebaran Covid-19. Cara yangdilakukan pemerintah adalah dengan melakukan social distancing dan PSBBatau Pembatasan Sosial Berskala Besar. Untuk saat ini masyarakat Indonesiasudah mulai mengikuti dan mematuhi perintah yang diberikan pemerintahmeskipun masih banyak orang-orang yang belum bisa mematuhinya. Akan tetapi dari kebijakan tersebut dan akibat dari pandemi virus inimuncul permasalahan yang dirasakan dari berbagai kalangan baik kalanganatas, menengah dan bawah. Namun, tentu saja kalangan bawah merasakandampak yang begitu besar, pasalnya mereka menjadi kesulitan dalam mencari nafkah dan kesulitan untuk mendapatkan alat pencegahan Covid-19 sepertihandsanitizer dan masker sehingga mereka mudah terkena virus sehinggamenyebebakan kematian. Pemerintah pun berupaya semaksimal mungkin agarbisa menangani pasien-pasien Covid-19 dengan baik dan juga memberikanalat pencegahan kepada kalangan bawah. Selain itu kondisi saat ini dimana Indonesia sebagai negara yang memilikibonus demografi yang seharusnya sedang dalam kondisi membangun sebuahkekuatan ekonomi yang sangat besar harus mengalami keterlambatan ekonomiakibat dari wabah virus ini dimana, kondisi saat ini membuat perekonomiannegara menjadi terganggu. Selain itu adanya program PSBB serta progranPhysical Distancing diberbagai daerah sebagai langkah negara dalammencegah penularan virus tersebut ternyata memiliki dampak yang burukdalam segi pertumbuhan kodisi saat ini secara tidak langsung membuat ekspor dan imporproduk menjadi tergangu, serta berkurangnya atau melambatnya laju ini terjadi akibat dari sulitnya masuk investasi dari luar akibat pengaruhwabah virus ini. Selain itu banyaknya tenaga kerja produktif yang harusmengalami putus hubungan kerja akibat dari kondisi saat ini yang membuatberbagai bidang khususnya industri mengalami penurunan penjualan danpermintaan pasar seperti industri tekstiel dan industri garme dalam basispembuatan pakaian secara masal. Banyaknya yang mengalami pemutusanhubungan kerja ini membuat tingginya jumlah angka ini lah yang mennjadi ancaman bagi ekonomi di Negara Indonesiadimana pertumbuhan ekonomi yang telah mengalami pelambatan ditambahkurangnya laju investasi serta banyaknya pengangguran dan penuhnyakebutuhan medis dalam rangka mengatasi permasalahan virus coronamembuat sebuah masalah bari di negeri ini. Sebagai negara yang mendapatkanbonus demografi di tahun ini seharusnya Indonesia mampu membangunekonomi dengan baik akan tapi bagaimana proses pembangunan tersebut dapatterjadi. Oleh karena itu artikel ini dibuat untuk membasah bagaimanaindonesia sebagai negara yang memiliki bonus demografi menghadapimasalah ekonomi ditengah krisis akibat penyebaran virus Rumusan Masalah1. Bagaimana kondisi Indonesia sebagai negara yang mendapat bonusdemografi ditengah ancaman krisis ekonomi akibat pandemic covid-19?2. Bagaimana upaya pemerintah dalam menangani krisis ekonomi padasaat pandemi covid-19 ? 3. Bagaimana upaya masyarakat yang menjadi bonus demografi diIndonesia dalam menghadapi krisis ekonomi akibat pandemic covid-19?C. Tujuan 1. Mengetahui kondisi perekonomian di Indonesia sebagai negara yangmendapatkan bonus demografi ditengah acamanan penyebaaran viruscovid-192. Mengetahui peran pemerintah dalam menangani krisis ekonomi saatpandemi covid-193. Mengetahui peran masyarakat khususnya masyarakat yang menjadibagian dari bonus demografi di Indonesia dalam menanggapi krisisekonomi saat pandemi covid-19 BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Virus COVID-19Virus merupakan sebuah partikel yang masih belum diketahui dandibicarakan statusnya apakah ia termasuk makhluk hidup atau benda makhluk hidup karena virus dapat memperbanyak diri dalam tubuhdan dikatakan benda mati karena virus dapat dikristalkan. Para ahli biologimenetapkan bahwa virus merupakan organisme non-seluler karena ia tidakmempunyai kelengkapan seperti sitoplasma, organel sel dan tidak bisamembelah diri sendiri. Ada beberapa tokoh telah melakukan penemuan viruspertamanya seperti Dmitri Ivanovski 1892, Rusia mengatakan bahwa iamencoba menyaring getah tanaman yang sakit dengan filter bakteri sebelumdisemprotkan ke tanaman sehat. Hasilnya, tanaman sehat tetap tertular. Iamenyimpulkan bahwa ada partikel yang lebih kecil lagi dari bakteri yang lolossaringan yang menularkan tersebut menyatakan bahwa virus berupa bakteri yang sangat kecilsehingga keberadaannya sangat sulit untuk dijangkau bahkan ia masih dapatlolos meskipun sudah diberikan disinfektan. Virus mempunyai bentuk yangberbeda-beda seperti ada yang berbentuk bulat, oval,memanjang, silindarisdan ada juga berbentuk T. Variasinya pun bermacam-macam dari segi ukuran,bentuk dan komposisi kimiawinya. Untuk melihat virus harus menggunakanmikrosop elektron sebab virus ukurannya sangat kecil dibanding bakteri danberkisar dari 0,02 mikrometer sampai 0,3 proses perkembangbiakan virus membutuhkan metabolisme selpenjamur untuk membantu penggabungan virus lainnya. Sehingga virus dapatberkembangbiak dengan cepat didalam tubuh inang. Virus sendiri tidak meluludapat menimbulkan penyakit di dalam tubuh akan tetapi ada virus yangmemiliki peran mikroorganisme yang menguntungkan dan ada yangmerugikan. Virus yang menguntungkan bagi tubuh adalah virus yang berperanpenting dalam rekayasa genetika karena dapat digunakan sebagai penggantigen reproduksi DNA yang secara genetis identik. Misalnya virus yangdigunakan dalam terapi gen terhadap manusia guna menyembuhkan penyakitgen penyakit bawaan sejak lahir seperti diabetes dan kanker. Sedangkanvirus yang merugikan adalah virus yang dapat menyebabkan berbagai jenispenyakit pada makhluk hidup seperti manusia, tumbuhan dan hewan. Virusyang merugikan dan dapat menyebabkan penyakit adalah virus hepatitis, virushepatitis A HAV, Human Immunodeficiency Virus HIV dan penyebarannya virus dapat menyebar melalui berbagai jaringan Melalui saluran pernafasanMelalui saluran pencernaanMelalui kulitMelalui plasentaCovid-19 atau Coronavirus Disease 2019 adalah penyakit baru yang dapatmenyebabkan gangguan pernapasan dan radang paru. Covid-19 disebabkanoleh infeksi Severse Acute Respritory Syndrome Coronavirus 2 SARS-CoV-2. Coronavirus pertama kali di temukan di Wuhan, China tepatnya di pasarhewan Huanan, Wuhan. Umumnya masyarakat Wuhan terbiasa mengkonsumsidaging hewan liar, mereka bahkan menjual hewan tersebut dalam kondisihidup sehingga dari mengkonsumsi daging hewan liar tersebut masyarakatWuhan mengalami gejala yang akhirnya dinyatakan positif coronavirus. Sebabcoronavirus awalnya menular dari hewan ke manusia namun kemudiandiketahui bahwa coronavirus juga menular dari manusia ke manusia. Awalmulanya kemunculan coronavirus diduga merupakan penyakit pneumoniakarena memiliki gejala yang sama seperti flu pada umumnya. Akan tetapivirus corona ini mampu berkembang sangat cepat sehingga mengakibatkaninfeksi lebih parah dan gagal organ. Gejala yang dimunculkan umumnya sangat beragam seperti batuk, pilek,nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala dan yang sangat parah adalahpneumonia atau sepsis. Sehingga coronavirus diartikan sebagai kumpulanvirus yang bisa menginfeksi system pernapasan. Selain disebabkan oleh virusSARS ditemukan juga virus penyebab lainnya yaitu virus MERS atau Middle-East Respritory Syndrome, kedua virus itu termasuk kedalam kelompok virusyang sama yaitu coronavirus. Covid-19 dengan SARS dan MERS memilikiperbedaan yaitu kecepatan penyebaran dan keparahan gejala yangditimbulkan. Virus ini dapat menyebar ke siapa saja, akan tetapi akan sangatberbahaya jika coronavirus terjadi pada orang yang lanjut usia, ibu hamil danorang yang memiliki penyakit tertentu seperti perokok, asma, kanker dan tentusaja pada orang yang memiliki imunitas tubuh yang coronavirus ini mudah menyebar dan menginfeksi siapapun,bahkan tenaga medis pun dapat dengan sangat mudah terinfeksi coronavirusyang ditularkan dari pasien pengidap coronavirus diperlukannya APD untukpara tenaga medis agar mereka terhindar dari penyakit coronavirus melakukan pemeriksaan kepada orang – orang yang dianggapmengidap coronavirus para tenaga medis melakukan pemeriksaan untukmemastikan apakah orang tersebut positif atau tidak, pemeriksaannya tersebutmelalui beberapa test seperti Rapid Test bertujuan sebagai penyaring.Swab Tes atau Tes PCR bertujuan untuk mendeteksi virus corona didalam dahak.CT Scan bertujuan untuk mendeteksi infiltrate atau cairan di melakukan pencegahan agar tidak terkena coronavirus masyarakatdianjurkan untuk menghindari factor – factor yang dapat menyebabkancoronavirus, yaitu dengan Menggunakan MaskerMenjaga jarakRutin mencuci tanganTidak menyentuh mata, mulut dan hidung sebelum mencuci tanganMenjaga kondisi tubuh dengan minum vitaminHindari kontak dengan penderita covid-19Tutup mulut dan hidung ketika bersin dan batukJaga kebersihan rumah dan lingkunganB. Bonus DemografiMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bonus di definisikan sebagaupah tambahan di luar gaji atau upah sebagai hadiah atau perangsanggaji/upah. Yang pelu digaris bawahi mengenai definisi ini adalah tambahanatau kita mendapat tambahan atau upah atau hadiah berartimerupakan suatu keuntungan bagi demografi bukan merupakan upah ataupun bukan bonus demografi diartikan sebagai keuntungan yaitu keuntunganekonomi yang disebabkan rasio ketergantungan. Rasio ketergantungan padasaat bonus demografi adalah yang paling rendah yang terjadi hanya satu kalidalam sejarah perjalanan ketergantungan atau dependency ratio yang rendah berarti pendudukusia produktif usia 15 – 64 th proporsinya besar. Bila penduduk usiaproduktif proporsinya besar, ini dapat menguntungkan negara. Karena merekayang dapat menghasilkan dari bekerja, sehingga roda perekonomian berputar dengan baik. Sedangkan usia non produktifnya 0-14 th dan diatas 65 thproporsinya sedikit. Artinya mereka yang tidak menghasilkan ini ditanggungoleh usia yang bonus demografi masih asing bagi warga masyarakat. Dikalangan akademisi pun banyak yang belum memahami apa dan bagaimanabonus demografi itu, serta apa urgensinya bagi Indonesia. Padahal, para pakarkependudukan memprediksi bahwa Indonesia akan mendapat bonusdemografi pada tahun 2020-2030 mendatang, yakni jumlah penduduk usiaproduktif sangat besar sedangkan jumlah penduduk usia muda sangat kecilsementara jumlah penduduk lanjut usia belum banyak. Besarnya proporsi penduduk usia produktif yakni yang berada padarentang usia 15 tahun sampai 64 tahun dalam evolusi kependudukan tersebut,menyebabkan proporsi penduduk usia produktif menjadi modal penting danberharga dalam mengemban kehidupan bermasyarakat, berbangsa, danbernegara di Indonesia di masa mendatang. Namun, pencapaian bonusdemografi tersebut bukanlah hal yang mudah, oleh karena keberhasilanpembangunan dari saat sekarang ini menentukan pencapaiannya. C. Krisis EkonomiKrisis ekonomi yaitu lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakinbanyak perusahaan yang tutup dan meningkatnya jumlah pekerja yangmenganggur. Sebelumnya sekitar tahun 1997-1998 Indonesia pernahmengalami krisis moneter yang berlangsung cukup lama sehinggamenimbulkan krisis ekonomi yang parah saat itu. Pada saat itu Indonesiamengalami krisis moneter dikarenakan jatuhnya nilai tukar rupiah terhadapdollar AS sehingga Bank – Bank mulai kehabisan modal karena banyaknyakredit yang tertunda. Sehingga Indonesia menjadi negara paling burukdibandingkan negara lain. Pada situasi tersebut tentu menimbulkan dampak yang sangat burukterhadap roda perekonomian Indonesia dan membawa trauma tersendiri bagimasyarakat. Indonesia tidak hanya mengalami krisis ekonomi saja tetapi krisissocial – politik, fenomena saat itu disebut dengan Krisis Multidimensional’karena berdampak buruk hampir keseluruh sistem Indonesia. Tahun 2008-2009 terjadi krisis ekonomi global yang dianggap sebagai krisis finansialterburuk sepanjang sejarah selama 80 tahun terakhir, krisis tersebut disebutdengan ’The Mother of All Crisis’’.’The Mother of All Crisis’’ bermula dari Amerika dan kemudian meluashampir ke seluruh dunia salah satu negara yang terkena dampak dari krisis ekonomi global adalah Indonesia. Indonesia kembali lagi mengalami krisisekonomi karena Indonesia memiliki perekonomian terbuka dan salingketergantungan antar negara, oleh karena itu Indonesia mudah terkena dampakeksternal. Namun pada krisis 2008 – 2009 dampak yang dirasakan olehIndonesia tidak begitu besar karena saat itu Indonesia hanya memiliki rasioekspor atas PDB sekitar 29%. Hal itu merupakan keuntungan bagi Indonesiasendiri..Menurut Rohmad Hadiwijoyo Ketua Dewan Direktur CIDES UMKMIndonesia telah berperan penting sebagai backbone dan buffer zone yangmenyelamatkan Indonesia dari keterpurukan ekonomi meskipun UMKMbelum signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara yang diperlihatkan dalam data BPS bahwa pascakrisis tahun 1997-1998 jumlah UMKM tidak mengalami pengurangan melainkan meningkat,tercatat pada tahun 2012 ada 85 juta hingga 107 tenaga kerja dan jumlah totalpengusaha di Indonesia sebanyak unit. Namun pada tahun 2020 iniIndonesia dikhawatirkan akan mengalami kembali krisis ekonomi untuk ketigakalinya karena pandemic Covid-19. Oleh karena itu pemerintah mulaimelakukan banyak cara untuk mengantisipasi terjadinya krisis ekonomi. D. Mortalitas Kematian atau mortalitas merupaka salah satu dari tiga komponen prosesdemografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Tinggi rendahnyatingkat mortalitas penduduk di suatu daerah tidak hanya mempengaruhipertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari tinggirendahnya tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut Bagus, 2008.Kematian tidak hanya terjadi pada usia tua akan tetapi kematian dapat menimpa siapa saja baik muda dan tua. Kematian berkaitan dengan masalah social, ekonomi, adat istiadat dan masalah lingkungan. Mati ialah peristiwa hilangnya tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saatsetelah kelahiran hidup, demikian mati selalu diawali dengan adanya kehidupan. Mati tidak pernah ada kalau tidak ada kehidupan sedangkan hidup selalu dimulai dengan lahir hidup Live Birth Bagus, 2008. Lahir hidup adalah peristiwa keluarnya bayi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lama kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi, bayi bernafas dan memiliki tanda kehidupan seperti detak jantung, gerakan otot dan lain-lain. Selain lahir hidup ada juga yang namanya lahir mati, lahir mati adalah peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari bayi sebelum bayi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya. Untuk mengetahui suatu kematian didaerah atau tempat diperlukannyadata yang mencatat kematian tersebut. Sumber data yang mencatat kematiandiperoleh dari hasil registrasi vital akan tetapi di Indonesia masih belumberjalan. Oleh karena itu sensus penduduk, survey, rumah sakit, dinaspemakanan dan kantor polisi menjadi sumber data yang mencatat kematianseseorang disuatu daerah saat ini. Untuk saat ini tingkat kematian di Indonesia meningkat dikarenakanmenyebarnya virus COVID-19. Orang-orang yang rentan seperti lanjut usi danmemiliki riwayat penyakit genetis jantung, asma, kanker memiliki dampakyang serius jika terkena COVID-19 dapat menyebabkan hanyalansia atau orang yang memiliki riwayat penyakit saja tetapi orang yangimunitasnya kurang baik juga dapat menyebabkan kematian ketika merekaterkena COVID-19. Oleh karena itu pandemi ini sangat mengkhawatirkanmasyarakat Indonesia sebab virus yang memiliki gejala seperti penyakit pilekini dapat menyebabkan kematian jika masyarakat menghiraukannya. Seperti yang diketahui kematian berkaitan dengan masalah ekonomi, saatpandemi COVID-19 muncul di Indonesia perekonomian pun mulai terguncangbanyak usaha yang gulung tikar dan pekerja di PHK. Hal tersebutmenyebabkan sebagian masyarakat kehilangan pendapatan sehingga sulituntuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya permasalahan tersebuttidak memungkinkan untuk terjadinya kematian. BAB IIIPEMBAHASANA. Kondisi Indonesia sebagai Negara yang Mendapat Bonus DemografiDitengah Ancaman Krisis Ekonomi Akibat Pandemic COVID-19Penduduk dunia diperkirakan mencapai 7,4 miliar jiwa dimana Indonesiamenyumbang sebesar juta jiwa atau sekitar 28,98% pendudukdunia adalah penduduk Indonesia. Berdasarkan data Survai Penduduk AntarSensus SUPAS tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 255,18 jutajiwa. Jumlah ini bertambah setiap tahunnya dalam jangka waktu lima belastahun yaitu tahun 2000 hingga 2015, jumlah penduduk Indonesia mengalamipenambahan sekitar 50,06 juta jiwa atau rata-rata 3,33 juta setiap tahun. Komposisi penduduk Indonesia berdasarkan SUPAS menunjukkan bahwasebagian besar penduduk Indonesia berada pada kelompok umur muda. Halini disebabkan masih tingginya angka kelahiran atau fertilitas di penduduk di Indonesia mengalami penurunan yaitu dari 1,4 %tahun 2000-2010 menjadi 1,43% tahun 2010-2015. Sebagai sebuah negarayang memiliki jumlah penduduk dalam usia produktif yang sangat banyak danbahkan diprediksi hingga beberapat tahun kedepan Negara Indonesiamerupakan salah satu negara yang mendapatkan bonus demografi. Sebagai sebuah negara yang memiliki proporsi penduduk produktifrentang usia antara 15 - 40 tahun dalam evolusi kependudukan yangdialaminya, Indonesia sebagai negara yang mendapat bonus demografi,dimana merupakan masa transisi demografi, yaitu terjadinya penurunantingkat kematian yang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran dan dapatdigunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkanpenduduk usia produktif secara optimal. Dengan demikian, bonus demografiakan menjadi kesempatan besar, jika banyaknya penduduk usia produktifseimbang dengan ketersediaan lapangan pekerjaan Noor, tth 124.Bangsa Indonesia diperkirakan mengalami bonus demografi pada tahun2012-2028. Hal tersebut menjelaskan bahwa Indonesia saat ini di tahun 2020telah memasuki dan berda pada masa bonus demografi tersebut. Sebagainegara yang mendapatkan bonus demografi akan menyebabkanketergantungan penduduk dimana tingkat penduduk produktif menanggungpenduduk nonproduktif usia tua dan anak-anak akan sangat rendah atausekitar 10 penduduk usia produktif akan menanggung 3-4 penduduk usia nonproduktif. Hal ini akan menguntungkan bagi produktivitas dan pertumbuhan ekonomi suatu Negara apabila sumberdaya manusia terutama usia karena itu seperti halnya kemajuan yang terjadi pada Negara KoreaSelatan dimana kemajuan negara tersebut terjadi setelah mengalami masabonus demografi pasca mengalami kehancuran pada perang dunia. Dengansudah memasuki era bonus demografi, Indonesia harus bersiap siapmemanfaatkan bonus demografi ini dengan sebaik baiknya, agar bonusdemografi ini benar benar bermanfaat sehingga dapat menjadi anugerahkemajuan ekonomi.Akan tetapi kondisi Negara Indonesia pada saat ini sedang dalam kondisiterancam terkena krisis ekonomi akibat wabah dari pandemi COVID-19. Virusyang pertama kali muncul pada masyarakat Wuhan dinyatakan sebagaipenyebab timbulnya corona virus pada Desember 2019. Saat itu hanyabeberapa orang yang dinyatakan positif terkena corona virus namun semakinhari semakin banyak orang-orang yang terkena virus tersebut dikarenakaninteraksi yang dilakukan oleh penderita yang belum mengetahui bahwadirinya terkena virus sehingga ketika mereka melakukan aktifitas sehari-haritanpa sadar orang-orang yang berinteraksi dengan mereka tertular penyakittersebut. Hingga virus ini semakin menyebar bukan hanya masyarakat Wuhansaja yang terkena corona virus tetapi hampir semua negara di dunia termasukIndonesia mendapatkan dampak nya. WHO menyatakan bahwa corona virusadalah pandemi karena menyebar ke seluruh negara di dunia sebanyak 185negara yang terjangkit corona virus. Hal ini tentu sangat merugikan negara-negara yang tidak tahu menahu sehingga mereka merasakan dampaknya. Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki dampak dari pandemiCOVID-19 ini mengalami banyak kerugian seperti dalam hal social, ekonomidan budaya bahkan dengan adanya virus ini tidak sedikit orang-orang dariberbagai negara yang telah meninggal karena daya tahan tubuh mereka yangtidak kuat melawan virus tersebut. Di Indonesia, data hingga Senin 6/4/2020jumlah orang yang terinfeksi mencapai orang, 209 meninggal dan 192orang dinyatakan sembuh. Akibat dari pandemi ini Indonesia pun ikut terkenadampak dalam segi ekonomi dimana dampaknya membuat setiap negara harusmengeluarkan kebijakan guna mencegah penularan virus tersebut. Berbagaikebijakan dikeluarkan oleh berbagai negara mulai dari social distancing,Physical distancing, Lock Down, dan terkini di Indonesia dibuat regulasiPembatasan Sosial Berskala Besar PSBB menyusul terbitnya PeraturanPemerintah Nomor 21 Tahun 2020. Kondisi ini tentu berdampak pada turunnya proyeksi pertumbuhanekonomi global. Berbagai lembaga internasional memprediksi turunnya proyeksi ekonomi global tahun ini. Internasional Monetary Found IMFmenyebutkan penyebaran virus Corona yang cepat akan menghapus harapanpertumbuhan ekonomi 2020. Imbas dari kebijakan setiap negara dan kebijakannegara itu sendiri menimbulkan kelumpuhan sebagian sistem perekonomianseperti halnya sistem ekspor dan impor yang tertunda, serta penuutupansejumlah lapangan pekerjaan guna mencegah penyebarann virus ini membuat Negara Indonesia mengalami berbagai persoalanekonomi diberbagai sektor dimana, sektor-sektor yang ikut terkena dampakdari wabah virus ini adalah sektor lembaga keuangan di Indonesia sepertiperbankan hingga konsumsi rumah tangga yang menurun. Di sektor konsumsirumah tangga terjadi ancaman kehilangan pendapatan masyarakat karena tidakdapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Terutama rumah tanggamiskin dan rentan serta sektor informal. Kemudian, penurunan lainnya jugaterjadi pada UMKM. Pelaku usaha ini tidak dapat melakukan kegiatanusahanya sehingga terganggu kemampuan memenuhi kewajiban itu menurut Menteri Keuangan RI bahwa ekonomi Indonesiamendapat pengaruh virus corona. Dimana pada dasarnya Indonesia meresponsapa yang berkembang di dunia ini terutama dari G-20 bahwa suasanaperekonomian dunia sangat terpengaruh oleh kondisi virus corona yangsampai hari ini masih belum dipastikan ini akan menjadi seberapa menghadapi masalah ini berbagai negara lain sudah membuat skenariountuk mengantisipasi penurunan pertumbuhan ekonomi akibat virus corona,termasuk tersebut perlu segera dibuat karena, Negara Indonesiamengalami kesulitan dalam segi ekonomi dimana kebutuhan akan pentingnyabiaya kesehatan dan logistik masyarakat yang harus terpenuhi olehmasyarakat, serta menimbulkan banyaknya pemutusan hubungan kerja akibatbanyak lapangan pekerjaan khususnya di Indonesia dalam bidang industriyang mengalami berhenti produksi akibat tidak adanya pesanan dari luarakibat wabah virus ini. Selain itu usaha industri kreatif dan rumahan jugamengalami dampak akibat sulitnya mendapatkan konsumen akibat kondisikesulitan saat ini. Hal ini membuat kondisi di Indonesia sebagai negara yangmendapatkan bonus demografi mengalami kesulitan dalam mendongkrakpertumbuhan ekonomi akibat masalah pandemi virus itu tingkat kematian yang terus menaik kini menjadikan masyarakatsemakin khawatir karena pemerintah akan memberikan waktu lebih lama lagiuntuk melakukan Lock Down sehingga semakin banyak para pekerja kesulitanmencari penghasilan karena pemberlakuan yang diterapkan oleh masyarakat berharap akan menurunnya tingkat kematian yang disebabkan COVID-19 agar Indonesia cepat sembuh’ dari pandemi ini dantidak ada lagi pekerja yang kehilangan pekerjaan atau sulit untuk mencaripenghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. B. Upaya Pemerintah dalam Menangani Krisis Ekonomi Saat Pandemi COVID-19Sebagai sebuah negara yang memiliki bonus demografi di era ini,ditambah dengan posisi indonesia sebagai negara anggota G20 yang mewakiliwilayah Asia Tenggara, serta telah dimasukannya isu bonus demografi kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN 2015-2019. Termasuk menjabarkan kerangka pelaksanaannya. Hal ini menunjukkanbahwa fenomena bonus demografi telah disadari dan mendapatkan perhatiandari pemerintah. Salah satu upaya pemerintah untuk menghadapi era bonus demografi inimelalui pemerataan pendidikan dasar bagi seluruh penduduk Indonesia denganmemberikan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan LPDPsebesar 1,3 Triliun. Pemerataan akses pendidikan dasar terutama bagipenduduk yang ada di pelosok dan kurang mampu secara tidak langsung akanmeningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Selain itu dicanangkannya pendidikan kependudukan oleh DepartemenPendidikan dan Kebudayaan menjadi salah satu upaya untuk memberikanpengetahuan, kesadaran, dan tingkah laku tentang komponen-komponendalam demografi dan kependudukan. Dengan mengetahui, setidaknyapenduduk usia non produktif penduduk usia sekolah sampai 15 tahunmenjadi sadar dan akhirnya akan mempengaruhi perilaku mereka yang serbabertanggung jawab terhadap pertambahan penduduk di tetapi saat ini seluruh dunia bahkan Negara Indonesia sedangdihadapi dengan isu penyebaran wabah virus corona, dimana wabah ini telahmengancam pertumbuhan ekonomi dunia bahwa Indonesia. Oleh karena inisebagai sebuah negara yang sedang merancang pembangunan ekonominyamelalui bonus demografi, Indonesia harus segera membuat langkan atauskenario guna dapat mengatasi masalah pandemi corona. Karena tidak dapatdipungkiri bahwa ditengah pandemi virus ini dibutuhkan langkah yang tepatguna mengatasi masalah ekonomi dinegara ini. Berbagai kebijakan perlu dibuat dan dilakukan oleh Indonesia guna dapatmampu menekan angka stabilitas ekonomi di Indonesia. Pada saat ini dimana Indonesia sedang di hadapkan oleh krisis ekonomi akibat lambatnya lajupertumbuhan ekonomi serta banyaknya masyarakat yang bekerja terpaksadirumahkan akibat banyaknya lapangan pekerjaan yang tutup sementara akibatmasalah pandemi ini maka pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakanbersamaan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerahkhususnya daerah yang saat ini menjalankan kebijakan PSBB gunamenanggulangi penyebaran virus pusat mengeluarkan beberapa kebijakan ekonomi gunamengatasi masalah akibat Pandemi COVID-19 diantaranya yang pertama,Presiden memerintahkan seluruh menteri, gubernur dan wali kota memangkasrencana belanja yang bukan belanja prioritas dalam Anggaran Pendapatan danBelanja Negara APBN dan Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahAPBD. Kedua, melalui Presiden meminta pemerintah pusat dan pemerintahdaerah untuk mengalokasikan ulang anggarannya untuk mempercepatpengentasan dampak corona, baik dari sisi kesehatan dan ekonomi. Langkahtersebut sesuai dengan Instruksi Presiden Inpres Nomor 4 Tahun 2020tentang Tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran serta PengadaanBarang dan Jasa dalam rangka Percepatan Penanganan Virus pemerintah pusat serta pemerintah daerah menjamin ketersediaanbahan pokok, diikuti dengan memastikan terjaganya daya beli masyarakat,terutama masyarakat lapisan bawah. Bantu para buruh, pekerja harian, petani,nelayan, dan pelaku usaha mikro dan kecil agar daya belinya terjaga. Salahsatunya seperti halnya yang dilakukan di Provinsi Jawa Barat dimanapemerintah derah mebagikan logistik kepada setiap masyarakat yangmembutuhkan ditengah wabah virus COVID-19. ujar Jokowi. Keempat,pemerintah mendorong program Padat Karya Tunai diperbanyak dandilipatgandakan, dengan catatan harus diikuti dengan kepatuhan terhadapprotokol pencegahan virus corona, yaitu menjaga jarak aman satu sama itu pemerintah juga mengeluarkan kebijakan melaui kartu prakerjasebagai salah satu upaya dalam mengatasi masalah ditengan penyebaranekonomi, walaupun kebijakan ini dirasa tidak sesuai dengan fungsi daridibuatnya kebijakan ini pada awal masa kampanye pemerintah memberikan tambahan sebesar Rp padapemegang kartu sembako murah selama enam bulan. Dengan demikian,peserta kartu sembako akan menerima Rp per keluarga per menjalankan alokasi tambahan kartu sembako ini, pemerintahmenganggarkan biaya Rp 4,56 triliun. Keenam, pemerintah jugamembayarkan pajak penghasilan PPh Pasal 21 yang selama ini dibayar olehwajib pajak WP karyawan di industri pengolahan. Alokasi anggaran yangdisediakan mencapai Rp 8,6 triliun. Ketujuh, Otoritas Jasa Keuangan OJK memberikan relaksasi kredit di bawah Rp 10 miliar untuk Usaha Mikro Kecildan Menengah UMKM. Relaksasi tersebut berupa penurunuan bunga danpenundaan cicilan selama setahun, baik dari perbankan dan industri keuangannon bank. Selain itu, penangguhan cicilan selama setahun juga berlaku bagiojek, supir taksi dan nelayan yang memiliki cicilan ketuju kebijakan tersebut masih dirasa belum efektif untuk tetapmenekan dampak buruk dari virus corona ini dalam aspek ekonomi. Indonesiadituntut untuk dapat menciptakan berbagai skenario yang mungkin dapatdigunakan untuk menekan masalah ekonomi ini. Hal ini karena dampak daripenyebaran virus corona ini tidak diketahui kapan akan berhenti. Salah satuskenario yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah melalui pembuatan paketkebijakan pariwisata. Kebijakan ini berisi mengenai pemberian paket-paketpariwisata untuk mencegah dampak terlalu besar terhadap jumlah kunjunganpariwisata ke Indonesia. Hal ini karena kunjungan itu berpengaruh padarestoran, hotel, maka kebijakan ini akan memfokuskan kepada daerah-daerahyang kena dampak langsung itu. Itu dipaket-paket seperti paket pariwisataterkait diskon pesawat, untuk travel agen, untuk daerah sendiri juga malam iniformulasinya sedang tetapi kebijakan tersebut menuai kritik yang keras dari masyarakatdan para akademis serta para pihak pihak kesehatan. Hal ini karena kebijakantersebut dapat menimbulkan penyebaran virus covid-19 kesetiap daerah yangmemiliki objek wisata. Hal ini akan berdampak fatal karena dengan biayapaket wisata murah makan banyak masyarakat yang tergiur dan akan pergiberwisata dan akhirnya dapat menimbulkan masalah abru yaitu mudahnyapenyebaran virus corona dari program tersebut. Sehingga program ini punharus segera di respon oleh pemerintah untuk dikaji ulang agar mencegahterjadinya permasalahan dan kegaduhan di Upaya Mayarakatyang Menjadi Bonus Demografi di Indonesia dalamMenghadapi Krisis Ekonomi Akibat Pandemic COVID-19Penduduk dunia diperkirakan mencapai 7,4 miliar jiwa dimana Indonesiamenyumbang sebesar juta jiwa atau sekitar 28,98% pendudukdunia adalah penduduk Indonesia. Modal manusia yang sangat besar ini harusdimanfaatkan sebaik baiknya untuk membangun Indonesia. Karena sejaktahun 2015 Indonesia telah masuk ke era bonus demografi dimana jumlahpenduduk usia produktif sangat banyak. Penduduk usia produktif ini adalahmerupakan tenaga kerja yang dapat dimanfaatkan untuk membangun Indonesia. Tenaga kerja yang jumlahnya meningkat ini dapat dimanfaatkanapabila mereka terdidik, terampil, sehat dan ada lapangan pekerjaannya. Dalam perjalannya saat ini sebagai sebuah negara yang memiliki bonusdemografi, Indonesia mengalami masalah ancaman krisis ekonomi akibatwabah virus COVID-19 yang tengan terjadi di seluruh dunia saat ini pula menyebabkan banyaknya para golongan yang termasukkelompok bonus demografi mengalami putus kerja akibat banyaknya lapanganpekerjaan yang tutup akibat penyebaran virus ini. Oleh karena itu sebagaigolongan generasi muda diharapkan mampu memberikan solusi atas masalahyang terjadi serta dalam hal memenuhi kebutuhan hidup di kondisi masyarakatsaat ini mereka diharapkan mampu menciptakan langkah yang tetap dapatmenimbulkan kondisi yang produktif walaupun saat ini tengah berada ditengah wabah satu langkah yang bisa dilakukan oleh para golongan generasi mudayang menjadi bonus demografi negara bisa melakukan upaya guna tetapmeningkatkan produktifitas dan juga meningkatkan pertumbuhan yang dapat diambil diantaranya1. Melakukan usaha informal berbasis aplikasi. Langkah ini dianggapefektif dalam meningkatkan produktifias karena ditengah kondisisaat ini banyak masyarakat yang tidak bisa keluar rumah untukmembeli bahan kebutuhannya sehingga dengan melalui mediabelanjan online mereka bisa tetap mendapatkan apa yang merekabutuhkan dan juga golongan yang mennjadi bonus demografi dapatmenjadi tetap produktif ditengah kondisi saat Memanfaatkan situasi melalui inovasi. Langkah ini harusdilakukan guna dapat mendorong diri setiap golongan generasimuda yang menjadi bonus demografi negara untuk tetap produkifdiantaranya adalah dengan membuat kelompok dalam berbisnisatau membuat inovasi via aplikasi atau onlie seperti halnya di kotabandung dimana sekelompok pemuda membuat aplikasi untuk parawarga berbelanja kebutuhan di pasar tradisional sehingga merekabisa membatu dua golongan sekaligus yaitu pedagang pasar danjuga warga yang menjadi konsumen dimana kelompok ini menjadipelantara diantara Memanfaatkan media sosial untuk berbisnis dan berinovasi. Di erasaat ini banyak langkah yang dapat ditempuh oleh para generasimuda diantaranya yaitu melalui bisnis berbasis media sosialdimana dengan melalui media sosial tidak akan terciptanya kontaklangsung dan dapat mencegah penularan virus serta tetap menjadigolongan yang produktif. SIMPULANA. Kesimpulan Dengan demikian sebagai sebuah negara yang mendapatkan bonusdemografi saat ini, Negara Indonesia harus mampu menanfaatkan posisitersebut walaupun saat ini Indonesia sedang berada titengah ancaman krisisekonomi akibat wabah virus corona dimana di saat ini, posisi pertumbuhanekonomi Indonesia sedang mengalami perlambatan serta berbagai persoalanakibat wabah virus corona seperti halnya banyaknya pemutusan hubungankerja, serta perlambatan laju sebuah negara yang memiliki bonus demografi di era ini,Indonesia harus mampu menjaga pertumbuhan ekonominya guna dapatmeningkatkan pembangunan negara walaupun saat ini Indonesia beradaditengan kondisi ketidakstabilan ekonomi akibat penyebaran virus corona,Indonesia harus mampu menjalankan dan meningkatkan pertumbuhanekonomi melalui berbagai kebijaakan yang dirasa efektif guna mencegahperlambatan pertumbuhan ekonomi dan menjadi masalah diwaktu yang demikian sebagai bagian dari masyarakat yang menjadi bonusdemografi Indonesia, dalam menjalankan dan tetap meningkatkan kondisipertumbuhan ekonomi di Indonesia para bagian dari masyarakat yang menjadibagian dari bonus demografi dapat melakukan berbagai inovasi dan kegiatanyang dapat tetap meningkatkan produktifitas dan keuntungan melalui mediasosial dan dunia maya yang dimanfaatkan guna mendapatkan keuntunganditengan wabah covid-19 saat SaranSebagai negara yang memiliki bonus demografi saat ini, Indonesiaseharusnya mampu mengatasi masalah krisis ekonomi. Salah satu cara dalammengatasi masalah ini adalah dengan memanfaatkan masyarakat yang menjadibagian dari bonus demografi untuk ikut berkontribusi dalam mengatasimasalah ini salah satunya dapat dilakukan melalui industri kreatif pembuatanmasker atau hand sanitaizer sebagai langkah dalam mengatasi tingkatpengangguran dan kemiskinan serta sebagai langkah dalam meningkatkanposisi perkembangan ekonomi guna mencegah terjadinya krisis itu melaluin pemanfaatan kebijakan dengan baik juga harusdilakukan agar dapat mengatasi masalah ini serta dengan memberikankesempatan masyarakat dalam bagian bonus demografi untuk mengembangkan usaha inovatif informal maka akan ikut mendorongpertumbuhan ekonomi serta melalui pemberian bantuan langsung tunai jugadapat meningkatkan kebutuhan masyakat serta dapat menjadi sebuah modalawalan dalam menciptakan usaha di kondisi saat ini. Daftar Pustaka Retrieved from N. Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia. Bonus Demografi, 9 Kebijakan Ekonomi Jokowi di Tengah Pandemi COVID-19 Penangguhan Cicilan hingga Relaksasi Pajak. Retrieved from Problematika Pemerintah Dalam Menyongsong Bonus Demografi Di Indonesia. 2018. Jurnal Potret - Jurnal Penelitian dan Pemikiran on Coronaviruses COVID19. 2020, April 17. Retrieved from World Healt Organizatioj M. D. 2016. Kajian Penyebab Tingkat Kematian. L. T. 1999. Krisis Moneter Indonesia Sebab, Dampak, Peran Dan Sasaran . Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Retrieved from Auria Eka Mayasari M Ruslianor MaikaThis study discusses two main issues of technological progress, the second issue is the trend of doing online shopping. Data were obtained through interviews with the Cangkringmalang village community, Beji sub-district, Pasuruan district using qualitative methods with a phenomenological perspective. In this study, primary data was collected using the application to obtain efficient data. This study aims to find out how the phenomenon of online shopping among the public during the covid-19 pandemic. The conclusion is that the intensity of people's online shopping increases four to six times in a month, this is due to the Regulation of the Minister of Health regarding Large-Scale Social Restrictions in the context of Accelerating the Decline of the Covid-19 Virus. So that the impact of the regulation is limited space for NovalinaThe slowdown in the world economy due to the COVID-19 pandemic has become one of the triggers for increased analysis in the economic sector to find the proper steps to protect the economy from the shadow of the crisis. However, most research is still focused on several separate policies, which makes the analysis results still seem bleak. This research was conducted using the ARDL panel approach to analyze the ability of endurance policy to maintain a balance between aggregate demand and supply in ASEFO countries. The data used is secondary data time series from 2009 – 2019. The analysis results show that the leading indicators of controlling GDP in ASEFO countries on a panel basis are INF, NPL, GOV, LDR. Meanwhile, the leading indicators of the effectiveness of the variables are INF and GOV. Thus, government spending during the pandemic must still be controlled not to cause inflation which is a threat to the has not been able to resolve any references for this publication.